Ganitri, Genitri/Jenitri (Elaeocarpus sphaericus Schum)
Taksonomi dan tatanama
Famili : Elaeocarpaceae
Sinonim : Elaeocarpus ganitrus Roxb, Elaeocarpus angustifolta Bl, E. cyanocarpa Maing, E. sphaerica Schum, Ganitrus sphaerocarpa
Nama lokal : Ganitri, genitri, jenitri, Jawa : Sambung susu; Madura : Klitri; Bali : Biji Mala; Sulawesi Selatan : Biji Sima; Bogor : Katulampa, Mata dewa, Mata siwa.
Distribusi dan habitat
Tempat tumbuh pohon Ganitri pada ketinggian di bawah 1.200 mdpl, terutama pada ketinggian 500–1.000 mdpl. Elaeocarpus merupakan jenis tanaman subtropis. Tanaman ini tumbuh tersebar di Asia Tenggara.
Terdapat kurang lebih 350 spesies tersebar dari Madagaskar, Cina bagian selatan, Nepal, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Australia dan Kepulauan Pasifik. Sekitar 70 % pohon Ganitri ditemukan di Indonesia, dan banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Timor. Penyebaran dilakukan melalui burung, kelelawar serta hewan pengerat.
Kegunaan
Di Indonesia, Ganitri dikenal sebagai pohon pelindung, berfungsi sebagai penghisap polutan. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bangunan, tetapi bila terkena tanah tidak awet. Biji bisa digunakan sebagai sarana peribadatan (tasbih), obat epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi dan penyakit hati.
Buah Ganitri berkhasiat untuk peluruh lemak badan.
Deskripsi botani
Pohon Ganitri dapat mencapai ketinggian 25–30 m dengan diameter 30–40 cm, batang tegak dan bulat berwarna coklat – kelabu dengan warna tambahan (tint) lembayung hingga coklat merah – muda (licht rossigbruin). Bentuk batang menyerupai monopodial. Batang bebas cabang 5–10 m, diameter batang mencapai 20 cm. Kayunya termasuk kelas agak ringan hingga sedang, dengan struktur agak lunak, padat.
Daun tunggal, tersebar, lonjong sampai lanset, tepi bergerigi meringgit tidak dalam, ujung meruncing, pangkal runcing. Panjang daun mencapai 8-20 cm, lebar 3-6 cm, bertangkai pendek 12 mm dengan pertulangan menyirip.
Sistem perakaran tunggang.
Diskripsi buah dan benih
Buah berbentuk bola diameter ±1,5-2 cm. Buah menggantung pada tangkai kecil yang panjang. Kulit buah masak berwarna biru tua sampai ungu. Kecuali selapis tipis daging buah, buahnya hampir seluruhnya terdiri dari biji yang keras.
Biji-biji Ganitri keras dan awet. Berbentuk bola kadang berbentuk buah pear seukuran biji kopi hingga sekelerang dengan diameter ±1-1,5 cm, warna kulit biji coklat, berukir. Setiap biji memiliki jumlah lekukan atau mukhis yang bervariasi mulai dari 1 hingga 21 lekukan.
Perkiraan jumlah 1000 butir seberat 740,4551 gram (1351 butir benih/kg). Kadar air rata-rata 12,08 %.
Pembungaan dan pembuahan
Bunga majemuk, berbentuk malai, terdapat di ketiak daun dengan tangkai bunga ±0,5 cm. Kelopak lonjong, runcing, berwarna hijau pucat atau kemerahan, dari luar berambut. Mahkota berbentuk lonceng, bercangap, berwarna kuning atau putih kehijauan, panjang ±1,3 cm. Tonjolan dasar bunga berambut kasar, bakal buah bentuk telor, berambut rapat; kepala putik tidak melebar.
Musim berbunga mulai pada bulan Oktober sampai Desember, muncul buah muda pada bulan Januari dan buah masak pada bulan Maret (ciri buah berwarna biru). Buah berjatuhan biasanya pada bulan April sampai akhir Mei.
Penyerbukan dilakukan secara alami dengan bantuan lebah.
Panen buah
Panen perdana ketika pohon Ganitri berumur 4 tahun, produksi mencapai 350.000 butir. Pengunduhan atau pegumpulan buah sebaikya dilakukan pada pertengahan bulan April sampai dengan awal bulan Mei (pada musim kemarau).
Jenis | Umur produksi perdana | Tinggi menurut umur | Kelas hasil |
varietas lokal | 4 tahun | Batang tinggi 6-7 tahun – 10-15 meter | biji kelas 1- 9 |
varietas super | 2 tahun berproduksi | Batang lebih pendek 4 tahun 4 meter | biji kelas 1- 9 |
Pengolahan, penanganan buah dan benih
Untuk keperluan penyemaian, buah Ganitri dibersihkan, kemudian dibusukkan lalu biji dikeringkan.
Untuk keperluan industri, biji Ganitri diawetkan dengan cara buah yang sudah tua direbus selama 2 jam, setelah kulit luar melunak biji dibersihkan dan dijemur selama 18 jam.
Paska PanenCara mengupas kulit buah mengeringkan biji:
- Merebus buah ganitri yang sudah tua dalam air mendidih selama 2 jam.
- Mengupas kulit luar setelah melunak,
Membersihkan biiji dan menjemurnya selama 18 jam.
Penyimpanan dan viabilitas
Termasuk jenis orthodoks. Viabilitas dapat dipertahankan sampai beberapa tahun apabila disimpan pada wadah kedap udara, dengan suhu rendah.
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Kulit biji Ganitri sangat keras, maka untuk mempercepat perkecambahannya dilakukan dengan cara biji dipendam dalam tanah dan dipanaskan dengan api di atasnya. Atau dengan cara kulit biji diretakkan atau dikerat.
Penaburan dan perkecambahan
Pembibitan Ganitri telah dikembangkan dengan cara okulasi untuk memperoleh pohon induk dengan produksi buah berukuran kecil.
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan memecah biji ganitri untuk mengambil benihnya.
Biji yang telah berkecambah selanjutnya dipindah dalam polybag dengan media dari campuran tanah, pasir, kompos (3:1:1) atau dapat pula dengan campuran media tanah, pasir, sekam padi (1:1:1). Benih akan mulai berkecambah setelah 4 sampai 6 bulan kemudian.
Kesehatan
Hama tanaman Ganitri yang paling sering kita jumpai adalah uret. Hama ini menyerang bagian akar pohon di dalam tanah. Jika terdapat tanda-tanda terserang hama uret segera dilakukan pengendalian dengan melarutkan 1 sendok teh Marshal 25 ST ke 1 liter air. Siramkan larutan tersebut disekeliling batang dan perakaran, selanjutnya sirami terus tanaman dan beri pupuk secukupnya hingga tanaman sehat kembali yang ditandai dengan munculnya pucuk-pucuk baru. Hama lain yang mengganggu adalah penggerek batang, tetapi hama tersebut hanya merusak sebagian batang atau cabang pohon.
Komposisi kimia ganitri
- karbon (C) 50,024%,
- hidrogen (H) 17,798%,
- nitrogen (N) 0,9461%, dan
- oksigen (O2) 30,4531%.
- elemen mikro: aluminum (al), kalsium (Ca), klorin, tembaga (Cu), kobalt, nikel (Ni) , besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), dan fosfor (F)
- glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam ganitri melindungi paru-paru (anti bakteri)
Komposisi fisika ganitri
- Memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48 (riset Institut Teknologi India)
- Daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Gara-gara itulah ganitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.
Ganitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan.
Manfaat:Lingkungan
- Menurunkan tingkat pencemaran atau pengisap polutan (Dwiarum Setyoningtyas dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung). Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan. Ke dalam kedua kotak kaca diembuskan emisi gas buang dari hasil pembakaran tiga jenis bahan bakar yang memiliki kandungan biodiesel yang berbeda. Yaitu 10% biodiesel (B-10), 5% biodiesel (B-5), dan 0% biodiesel (B-0) sebagai pembanding. Hasilnya, tingkat pencemaran dari ketiga jenis emisi bahan bakar dalam kotak kaca berisi ganitri tercatat lebih rendah (sulfur oksida 0,81 ? 0,38 ppm, nitrogen oksida 0,49 ? 0,01 ppm, dan karbon monoksida 1,36 ? 0,71 ppm). Bandingkan dengan kotak kaca tanpa ganitri yang pencemarannya lebih tinggi. Untuk ke-3 zat kimia itu masing-masing 5,15 ? 1,77 ppm, 0,75 ? 0,15 ppm, dan 2,34 ? 1,36 ppm.
- Pohon pelindung di sepanjang jalan Bandung-Lembang. (Eka Budianta).
- Tanaman penghijauan hutan kota.
- Sumber makanan bermacam-macam binatang.
- Daun, kulit batang dan buah jenitri mengandung polifenol,
- Daun dan kulit batangnya mengandung saponin.
Kesehatan:
- Menghilangkan stres. Itu dibuktikan oleh Dr Suhas Roy dari Benaras Hindu University.
- Mengatur aktivitas otak yang mengarah pada kesehatan tubuh (Penelitiannya di Amerika) biji ganitri mengirimkan sinyal secara beraturan ke jantung ketika digunakan sebagai kalung.
- Menenangkan otak dan menghasilkan pikiran positif (sifat kimia dan fisik memberikan Efek Induksi listrik, kapasitansi listrik, pergerakan listrik, dan elektromagnetik , Karena itu biji ganitri mempengaruhi sistem otak pusat saat menyebarkan rangsangan bioelektrokimia. Mengandung elemen mikro: aluminum, kalsium, klorin, tembaga, kobalt, nikel, besi, magnesium, mangan, dan fosfor.
- Melindungi paru-paru (anti bakteri) karena mengandung glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid. pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan. efektif meredam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Dalam 7 hari, tekanan darah turun bila dibarengi dengan mengalungkan ganitri di leher. (Singh RK dari Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University). Ia menggunakan berbagai larutan seperti petroleum eter, benzena, kloroform, asetone, dan etanol untuk melarutkan 200 mg/kg buah ganitri kering. Larutan ganitri hasil perendaman selama 30-45 menit itu menunjukkan sifat anti pembengkakan radang akut dan nonakut pada tikus yang dilukai.
- menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi. Duduk perkaranya karena glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam ganitri melindungi paru-paru. Keempat zat organik itu juga bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif enyah oleh ekstrak ganitri antara lain Salmonella typhimurium, Morganella morganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigela sonneii.
- Mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental, epilepsi, asma, meredam hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati karena memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan saat perut kosong.
- Meluruhkan lemak badan.Senyawa alkaloid yang terkandung dalam ganitri: pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine, dan elaeocarpiline (A B. Ray dari Department of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University, India),Caranya, 25 gram buah Elaeocarpus ganitrus kering, dicuci dan direbus dalam 1 gelas air sampai air rebusan tersisa separuh. Setelah air rebusan dingin, saring, lalu minum sekaligus.
- Buah jenitri berkhasiat untuk peluruh lemak badan
Peralatan Ibadah:
- Inti bijinya dipakai untuk membuat rantai, kalung, buah baju, dsb (Steenis, 1975).
- Alat ‘hitung’ dalam berdoa laiknya tasbih bagi kaum Muslim atau rosario bagi umat Nasrani
- Seabagai Mala masyarakat Hindu Bali
Lain-lain:
- Bahan penyamak kulit.
- Sebagai souveneer
- Uji praklinis yang melibatkan babi sebagai satwa percobaan, membuktikan ganitri mencegah kerusakan paru-paru. Sebelumnya, babi diinduksi pemicu luka, histamin, dan asetilkoline aerosol. Meski diberi zat perusak paru-paru, organ pernapasan babi-babi itu tetap baik.
Nilai ekonomis:
Penanaman:
1. Harga bibit ukuran 30 cm Rp 50.000,- – Rp 100.000,- (Varietas super umur 2 tahun panen (4 tahun tinggi 4 meter), menghasilkan biji dengan kelas 1-9), (Varietas lokal umur 6-7 tahun tinggi 10-15 meter)
2. Jarak tanam 6 m x 6 m, populasi ganitri di lahan 1 ha maksimal 278 pohon.
3. Bulan Panen Januari- Februari (di Jawa Tengah)
4. Pemeliharaan dan pemupukan, penyiraman per pohon Rp10.000,-/tahun
5. Pada saat penanaman awal membutuhkan ajir bambu sampai umur 1,5 tahun untuk menahan terpaan angin.
Penilaian Kualitas:
1. Dinilai dari ukuran dan banyaknya mukhi 1-21
2. Dalam bentuk buah basah maupun biji kering, biji kering lebih tinggi nilainya. Biji dikelompokkan dalam 11 nomor
3. Dalam keadaan basah, biji kelas 1 dapat digolongkan nomor 3
4. Makin kecil ukuran biji makin mahal (Dibutuhkan saringan untuk menyeleksi biji ganitri dalam 11 kelompok dan menghitung jumlah biji setiap kelas)
-
- nomor 1-ukuran diameter 5 mm-adalah yang terkecil dan termahal. Nomor berikutnya setiap kenaikan 0,5 mm.
- Kelas 1-9 dihargai per butir,
- nomor 10 dan 11 dihargai menurut per kilogram.
Harga dalam Rupiah:a. Pada 1960 harga sebuah biji kelas 1 Rp0,5; sekarang, Rp152. b. harga biji kelas 10 berukuran 9,5 mm mencapai Rp11.000 per kg; c. nomor 11 berukuran di atas 10 mm, Rp2.000 per kg. d. Setiap kenaikan diameter 0,5 mm, harga semakin turun. e. Harga sebuah biji nomor 9 ukuran 9 mm- Rp10.f. Dari sebuah pohon, biji yang termasuk kelas 1-9 tak sampai 20%. Pengalaman Petani:
1. 8 pohon umur 4 tahun panen perdana 30 kg biji menghasilkan 8 juta rupiah
2. Satu pohon dapat menghasilkan Rp 250.000,- – Rp. 1.300.000,-/musim panen plus panen susulan.
3. Satu pohon dapat menghasilkan 350.000 biji terdiri berbagai kelas
4. Panen perdana 3 pohon pada April 2007. menuai 6.000 biji kelas 5, 5.000 biji (4), 3.000 biji (3), 2.000 biji (2), dan 750 biji (1). Sisanya masuk nomor 10-11. nilai Rp2,1-juta
Panen:
1. Panen perdana satu pohon ganitri menghasilkan Rp 250.000-Rp1,3-juta. Itu belum termasuk panen susulan, ukuran biji yang tak seragam dari setiap pohon.
2. Pada panen perdana ketika pohon berumur 4 tahun, produksi mencapai 350.000 butir. Pekebun memanen buah pada September-Februari.
Penamaan Lokal
No | Daerah | Nama Lokal | Keterangan |
1 | Indonesia | Ganitri, genitri, Jenitri | (Elaeocarpus sphaericus Schum) family Elaeocarpaceae |
2 | Madura | Klitri | - |
3 | Jawa | Sambung Susu | - |
4 | Bali | Biji Mala | Dirangkai untuk menjadi Mala |
5 | Sulawesi Selatan | Biji Sima | - |
6 | Bogor | Katulampa | 4 jenis yang agak berlainan |
7 | - | Mata Dewa | - |
8 | - | Mata Siwa | - |
Negara | Nama | - | |
1 | India | Rudraksa | Rudraksa-sebutan ganitri di India-tanaman setinggi 25-30 m dengan batang tegak dan bulat berwarna cokelat. Sepanjang tepi daunnya bergerigi dan meruncing di bagian ujung. berasal dari kata rudra berarti Dewa Siwa dan aksa berarti mata atau Mata Siwa |
2 | Amerika | utrasum bead | Bahan penelitian obat-obatan |
Pasar Eksport
No | Negara Pengeksport | Daerah | Pasokan |
1 | Indonesia | di Jawa Tengah, Jawa Barat (Bandung-Lembang), Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Timor | 70% dalam bentuk butiran biji |
2 | Nepal | - | 20% |
3 | India | - | 5% |
4 | eksportir di Jakarta | - | 320 ton ganitri sekali kirim biji ganitri harus cerah |
5 | Importir bahan baku Aum Rudraksha | - | India dan Nepal. |
Sumber: Yana Sumarna, peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. Menurut Indian Times, setiap tahun jutaan biji rudaksa asal Indonesia masuk ke India. Nilai transaksi diestimasi mencapai Rp500-miliar. Kelangkaan dan tingginya kebutuhan itu memunculkan penjual sintetis yang memperdagangkan biji ganitri sintetis.
Pelaku Budidaya
No | Nama | Alamat | Budidaya | Keterangan |
1 | Komari 70 tahun Cilacap 31 Desember 1925 | Desa Dongdong, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah | 73 bibit ganitri Juni 2002 Komari | menuai 30 kg buah ganitri hanya dari 8 pohon. Rp8-juta. Saat ini terdapat 70 pekebun 1,5 ton ganitri dengan total pembelian ekportir Jakarta seharga Rp600-juta tunai. Sebagai pengepul, laba bersihnya lebih dari Rp100-juta per bulan. |
Supono | sentra penanaman ganitri Desa Gadungrejo, Kecamatan Klirong, Kebumen, Jawa Tengah | total penanaman 35 ha dengan | produksi per ha mencapai 1,9 ton | |
Kasimun dan Jasmin | sentra penanaman ganitri Desa Gadungrejo, Kecamatan Klirong, Kebumen, Jawa Tengah | membudidayakan masing-masing 18 dan 8 pohon jenis super di lahan 1.875 m2 dan 200 m2. | Panen perdana 3 pohon milik Jasmin berlangsung pada April 2007. Ia menuai 6.000 biji kelas 5, 5.000 biji (4), 3.000 biji (3), 2.000 biji (2), dan 750 biji (1). Sisanya masuk nomor 10-11. Dari penjualan itu Jasmin mengantongi Rp2,1-juta. Ia pun berhasrat menambah populasi pohon hingga 20 batang. | |
Soma Temple | bali | Pengrajin mala | Ekspor ke jepang, australia dan itali Pengimport bahan baku dari india dan nepal | |
Prof I Nyoman Kabinawa | periset Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI | |||
Yana Sumarna, | peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor | |||
Dr Suhas Roy | Benaras Hindu University | meluruhkan lemak badan | alkaloid yang terkandung dalam ganitri: pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine, dan elaeocarpiline. Senyawa itu berkhasiat meluruhkan lemak badan | |
Singh RK | Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University, India | |||
Dwiarum Setyoningtyas | Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung | penyerap polutan. | Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan. |
Hama dan Gangguan yang ditemui biasanya berupa
- Ulat cokelat yang makan dan bersarang di dalam batang muda. Akibatnya tanaman kering dan mati.
- Patah dahan muda bibit karena terpaan angin kencang
Mitos Mata Siwa
- Di Indonesia, biji titisan Dewa Siwa itu populer dengan nama ganitri, genitri, atau jenitri.
- Biji-biji ganitri keras dan awet, bisa digunakan untuk 8 generasi (Komari).
- Ukuran dan Setiap biji memiliki jumlah lekukan atau mukhis berbeda. Jumlahnya bervariasi mulai dari 1 hingga 21 mukhis yang memiliki perbedaan arti. Semakin banyak mukhis harganya kian tinggi.
- JAPA = mengulang-ulang kata suci atau bertuah atau mantra.
1. Manasika japa Mengulang tersebut dilakukan hanya dalam ingatan (mental) yang 2. Upamsu japa dengan berbisik 3. Wacika japa dengan bersuara yang terdengar maupun keras disebut, dan ada juga dilakukan dengan gerakan atau tulisan/gambar.
- MALA = rangkaian biji-bijian, batu, permata, mutiara, mute, merjan, spatika, atau butiran yang terbuat dari keramik, gelas, akar lalang, kayu, seperti kayu tulasi tulsi) dan cendana. Kata mala juga padanan kata tasbih dan rosary. Tasbih yang utama adalah tasbih yang terbuat dari rangkaian biji buah rudraksa.
- RUDRAKSA= rudra berarti Siwa dan aksa berarti mata, sehingga arti keseluruhannya berarti mata Siwa, yang sejalan dengan mitologinya bahwa di suatu saat air mata Siwa menitik, kemudian tumbuh menjadi pohon rudraksa menyebar di Negeri Bharatawarsa dan sekitarnya, Malaysia bahkan sampai ke Bumi Nusantara, yang popular dengan nama GANITRI atau GENITRI. Dalam bahasa latinnya disebut ELAEOCARPUS GANITRUS.
- RUDRAKSA = adalah buah kesayangan Siwa dan dianggap tinggi kesuciannya. Oleh karena itu rudraksa dipercaya dapat membersihkan dosa dengan melihatnya,
bersentuhan, maupun dengan memakainya sebagai sarana japa (Siva Purana). Sebagai sarana japa atau dapat dipakai oleh seluruh lapisan umat atau oleh ke-empat warna umat, maupun oleh pria atau wanita tua ataupun muda. - Dalam bahasa India, rudraksa berasal dari kata rudra berarti Dewa Siwa dan aksa berarti mata. Sehingga arti keseluruhan: mata Siwa. Sesuai namanya, orang Hindu meyakini rudraksa sebagai air mata Dewa yang menitik ke bumi. Tetesan air mata itu tumbuh menjadi pohon rudraksa.
Masyarakat Pengguna/konsumen :
Agama Dunia | Bentuk | Negara/daerah |
kaum Nasrani | rosario | Italia, Australia dan Jepang dll |
penganut Islam | tasbih | ke India dan Nepal. Negara di Asia Selatan |
Pemeluk agama Hindu | biji ganitri sebagai sarana peribadatan | sebagai pohon pelindung berkhasiat obat berbagai penyakit Mata Siwa Penyapu Polutan |
Hindu Bali | mala alias tasbih ganitri | Australia, Jepang, dan Italia, 100 buah mala berkisar @ Rp50.000-Rp80.000 |
Cara Meditasi dengan Genitri: penganut Hindu
- Mala Genitri diberi mantra agar memiliki kekuatan Dengan kekuatan itu, doa yang dipanjatkan pun sampai ke Sang Hyang Widi.
- Mata terpejam
- Duduk bersila
- Pakaian putih
- Merapalkan doa dan jari manis tangan kanan memutar biji mala seukuran buah kersen hingga 108 kali (Telunjuk dan kelingking terlarang menyentuh mala)
- JAPA = mengulang-ulang kata suci atau bertuah atau mantra.
- Manasika japa Mengulang tersebut dilakukan hanya dalam ingatan (mental)
- Upamsu japa dengan berbisik
- Wacika japa dengan bersuara yang terdengar maupun keras disebut, dan ada juga dilakukan dengan gerakan atau tulisan/gambar.
Bentuk Produk Turunan
1. Mala/tasbih/Rosario | |
2. Alat musik dengan bentuk Genitri | |
3. Kalung | |
4. Hiasan Patung Dewa | |
5. Liontin |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar