Abidin, Z. 1982. Dasar-dasar tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa : Bandung.
Alrasyid, H dan A. Widiarti,1990. Pengaruh Penggunaan Hormon IBA terhadap
persentase hidup stek Khaya anthoteca. Buletin Penelitian Hutan No.523.
Pusat Penelitiandan Pengembangan Kehutanan. Bogor. P.1-22.
Anonim. 1996. Pedoman Pembuatan Stek Pucuk Tanaman Khaya enthoteca dan
Swietenia mahagoni. Direksi Perum Perhutani. Jakarta.
Hartman, H. T., D. E. Kester, and F. T. Davies, Jr. 1990. Plant Propagation
Principles and Practice. Fifth Edition. Prentice – Hall International, Inc.
London
Na’iem, M. 2000. Prospek Pertumbuhan Klon Jati di Indonesia. Seminar Nasional
Status Silvikultur 1999. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Nababan, D. 2009. Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek
Ekaliptus Klon Ind 48. USU Repository [terhubung berkala]
http//:www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7668/3/09E00911.pdf
(24 Juni 2011).
Nurcahyaningsih, 2004. Perbanyakan Eucalyptus pellita secara Kultur Jaringan.
[terhubung berkala] http://biotiforda.or.id/index.php (24 Juni 2011).
Subiakto,A., Ika H., dan Hani S.N. 2000 dalam Veronika, I. 2005. Pengaruh
Berbagai Media dan Jumlah Ruas terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk
Eucalyptus grandis. [Skripsi].
informasi berkaitan dengan ilmu kehutanan. media untuk pembelajaran dan berbagi pengetahuan.
Selasa, 04 Oktober 2011
Jumat, 30 September 2011
KOFFCO
Badan Litbang Kehutanan bekerja sama dengan Komatsu Ltd. telah melaksanakan penelitian dan pengembangan teknik propagasi stek pucuk untuk produksi bibit stek secara masal. Dalam kerja sama ini, telah berhasil teknik stek yang sederhana dan ekonomis. Teknik yang telah dikembangkan tersebut dinamakan KOFFCO System (Komatsu FORDA Fog Cooling System) (Subiakto et al. (1999) yang diacu dalam Hariadi (2007)). Sistem ini mengatur suhu pada rumah kaca yaitu dengan pendingin kabut (fog cooling system). Komponen utama sistem ini adalah pompa air, nozzle,dan thermostat. Dengan sistem ini suhu udara di dalam rak pertumbuhan pada siang hari antara 27o-29oC, sedangkan tanpa pengabutan dapat mencapai suhu 34oC pada saat intensitas cahaya di dalamnya 500-5.000 lux dan kelembaban relatif udara mendekati 100%. Teknik ini telah diujicobakan dalam skala model untuk jenis-jenis meranti, tegkawang, eboni, ulin, dan trembesu (Mindawati dan Subiakto (2005) yang diacu dalam Hariadi (2007)).
Teknik stek pucuk KOFFCO merupakan paket teknologi yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan bekerja sama dengan Research Center, Komatsu Ltd. Teknik KOFFCO sendiri adalah teknik pendinginan rumah kaca melalui pengabutan, namun demikian teknologi stek yang dikembangkan pencakup proses pembuatan stek, pembentukan akar stek, dan perawatan bibit hasil stek (Subiakto et al. (2005) yang diacu dalam Hariadi (2007)).
Mekanisme pendinginan dari sistem ini adalah sebagai berikut, apabila sensor yang ditempatkan dalam kotak propagasi mendeteksi temperatur telah melampaui suhu yang telah ditetapkan sebelumnya (30oC), maka thermostat akan segera mengaktifkan pompa bertekanan tinggi. Air yang dialirkan melalui nozzle akan menghasilkan kabut dengan partikel air yang sangat kecil. Kabut akan segera menguap, dan dalam proses penguapan akan menyerap panas dari sekitarnya. Panas yang diserap pada proses penguapan akan menurunkan suhu dalam rumah kaca. Tujuan dari upaya menjaga temperatur tidak terlalu tinggi adalah untuk menjaga perbedaan tekanan uap daun atau vapour pressure deficit (VPD) tidak terlalu lebar, VPD dapat mengakibatkan dehidrasi pada stek. Oleh karena itu, VPD harus ditekan serendah mungkin. Faktor kunci yang dioptimalkan dengan teknik KOFFCO adalah cahaya (5000-20.000 lux), kelembaban (RH>95%) dan temperatur (tidak lebih dari 30oC)
Praktek kerja profesi departeman silvikultur fakultas kehutanan ipb (I)
Kondisi Umum Perusahaan
v PT Riau Andalan Pulp and Paper, sesuai dengan Keputusan IUPHHK-HTI No. SK. 327/MENHUT-II/2009 tanggal 12 juni 2009, seluas 350.165 Ha.
v Kelas perusahaan produksi kayu pulp dengan status permodalan Swasta Murni (PMDN).
v Kepemilikan Saham IUPHHK-HTI dalam Hutan Tanaman,
- Akte pendirian Perusahaan oleh akte Notaris Arinka Natakusuma, SH, Nomor 76, tertanggal 15 Mei 1989.
- Akte perubahan terakhir oleh akte notaris Linda Herawati, SH, Nomor 56 tertanggal 14 Desember 2010.
- Komposisi Saham, APRIL 50%, PT Tanoto Dana Perkasa 30%, dan PT Raja Garuda Mas Pulp and Paper 20%.
v Susunan Komisaris dan Direksi:
- Susunan Komisaris
· Komisaris Utama : Alagaratnam Joseph Devanesan
· Komisaris : Ratnesh Bedi
- Susunan Direksi
· Direktur Utama : Kusnam Rahmin
· Direktur : David Alexander Kerr.
· Direktur : Mulia Nauli
· Direktur : Susanna
· Direktur : Vinod Kesavan
· Direktur : Rudy Setiawan
v Keterkaitan dengan Industri Primer Hasil Hutan : Industri PT RAPP
Sabtu, 24 September 2011
Geronggang
A. Cratoxylon arborescens (Vahl) Blume.
Cratoxylon arborescens (Vahl) Blume atau yang dikenal di Indonesia dengan nama geronggang yang memiliki padanan nama yang berbeda untuk setiap daerah, diantaranya burunggang, dori, geronggang, madangbaro, mampat, mepa, tamaw, tumok (kalimantan) termasuk dalam family Clusiaceae. Sinonim untuk jenis ini adalah Cratoxylon cuneatum miq. Tinggi pohon geronggang dapat mencapai 50 m, diameter dapat mencapapi 85 cm (Soerianegara dan Lemmens 1994). Tinggi banir sampai 1 m, daun berhadapan, bunga berdiameter 8 mm, dan biji bersayap kecil. Biasa dapat ditemui berasosiasi dengan hutan kerangas atau dipterokarp dan berperan sebagai tumbuhan pionir (Silk 2011). Kulit luar berwarna kemerah-merahan sampai coklat, beralur, dan mengelupas kecil-kecil. Dengan sebaran habitat hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan B, terutama pada tanah rawa atau zona peralihan antara tanah rawa dan tanah kering pada ketinggian sampai 60 m dpl (Martawijaya (1981) yang diacu dalam dalam Maha (1997)).
Tumbuh tersebar atau mengelompok dalam belukar atau hutan primer yang tergenang (Prawira (1979) yang diacu dalam Maha (1997)). Daerah penyebaran pertumbuhan pohon geronggang di indonesia meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Kayu teras geronggang berwarna merah jambu tua atau merah bata muda jika baru ditebang,lambat laun menjadi merah tua tetapi tidak menjadi coklat. Kayu gubal berwarna kuning, kadang-kadang semu merah jambu atau jingga. Agak mudah dibedakan dari kayu teras, tebal kira-kira 5 cm (Martawijaya (1981) yang diacu dalam Maha (1997)). Manfaat kayu ini umumnya digunakan sebagai bahan untuk konstruksi dalam ruangan. Daerah sebarannya meliputi Burma, Semenanjung Malaysia, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (Silk 2011).
Rabu, 15 Juni 2011
jenis komersil yang belum banyak dilirik usahawan
Ganitri, Genitri/Jenitri (Elaeocarpus sphaericus Schum)
Taksonomi dan tatanama
Famili : Elaeocarpaceae
Sinonim : Elaeocarpus ganitrus Roxb, Elaeocarpus angustifolta Bl, E. cyanocarpa Maing, E. sphaerica Schum, Ganitrus sphaerocarpa
Nama lokal : Ganitri, genitri, jenitri, Jawa : Sambung susu; Madura : Klitri; Bali : Biji Mala; Sulawesi Selatan : Biji Sima; Bogor : Katulampa, Mata dewa, Mata siwa.
Distribusi dan habitat
Tempat tumbuh pohon Ganitri pada ketinggian di bawah 1.200 mdpl, terutama pada ketinggian 500–1.000 mdpl. Elaeocarpus merupakan jenis tanaman subtropis. Tanaman ini tumbuh tersebar di Asia Tenggara.
Terdapat kurang lebih 350 spesies tersebar dari Madagaskar, Cina bagian selatan, Nepal, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Australia dan Kepulauan Pasifik. Sekitar 70 % pohon Ganitri ditemukan di Indonesia, dan banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Timor. Penyebaran dilakukan melalui burung, kelelawar serta hewan pengerat.
Kegunaan
Di Indonesia, Ganitri dikenal sebagai pohon pelindung, berfungsi sebagai penghisap polutan. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bangunan, tetapi bila terkena tanah tidak awet. Biji bisa digunakan sebagai sarana peribadatan (tasbih), obat epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi dan penyakit hati.
Buah Ganitri berkhasiat untuk peluruh lemak badan.
Senin, 04 April 2011
bungur
LAGERSTROEMIA SPECIOSA PERS.
Sinonim : Lagerstroemia reginae Roxb,; L. loudoni T. & B.; Adamhea glabra Lamk.
Klasifikasi
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Bangsa Myrtales
Suku Lythraceae
Marga Lagerstroemia
Jenis Lagerstroemia speciosa Pers.
Nama dagang Bungur
Nama daerah
Sumatera Bungur (Melayu) Bungur kuwal (Lampung) Bungur
tekuyung (Palembang) Jawa Bungur (Sunda) Kelangi {Jawa Tengah) Bhungor (Madura).
Deskripsi
Habitus Pohon, tinggi 10-20 m.
Batang Bulat, bercabang, coklat muda.
Daun Tunggal, bulat telur, panjang 9-28 cm, lebar 4-12 cm, hijau.
Bunga Majemuk, bentuk malai. panjang 10-50 cm, di ketiak daun dan ujung batang, putik dan tangkai benang sari putih, kepala sari kuning, daun mahkota bulat
telur, panjang ± 5 mm, ungu.
Buah Kotak, beruang tiga sampai tujuh, panjang ± 3,5
cm, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji Pipih, ujung bersayap, coklat kehitaman.
Akar Tunggang, coklat muda.
Khasiat Biji Lagerstroemia speciosa berkhasiat sebagai obat eksim dan obat
penurun tekanan darah tinggi.
Untuk obat eksim dipakai ± 5 gram serbuk biji Lagerstroemia speciosa,
biji dibakar hingga hangus lalu ditumbuk sampai halus, ditambah 1/2 sendok
teh minyak kelapa diaduk sampai rata, dioleskan pada eksim.
Kandungan kimia
Daun Lagerstroemia speciosa mengandung saponin, flavonoida dan.
tanin.
Sinonim : Lagerstroemia reginae Roxb,; L. loudoni T. & B.; Adamhea glabra Lamk.
Klasifikasi
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Bangsa Myrtales
Suku Lythraceae
Marga Lagerstroemia
Jenis Lagerstroemia speciosa Pers.
Nama dagang Bungur
Nama daerah
Sumatera Bungur (Melayu) Bungur kuwal (Lampung) Bungur
tekuyung (Palembang) Jawa Bungur (Sunda) Kelangi {Jawa Tengah) Bhungor (Madura).
Deskripsi
Habitus Pohon, tinggi 10-20 m.
Batang Bulat, bercabang, coklat muda.
Daun Tunggal, bulat telur, panjang 9-28 cm, lebar 4-12 cm, hijau.
Bunga Majemuk, bentuk malai. panjang 10-50 cm, di ketiak daun dan ujung batang, putik dan tangkai benang sari putih, kepala sari kuning, daun mahkota bulat
telur, panjang ± 5 mm, ungu.
Buah Kotak, beruang tiga sampai tujuh, panjang ± 3,5
cm, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji Pipih, ujung bersayap, coklat kehitaman.
Akar Tunggang, coklat muda.
Khasiat Biji Lagerstroemia speciosa berkhasiat sebagai obat eksim dan obat
penurun tekanan darah tinggi.
Untuk obat eksim dipakai ± 5 gram serbuk biji Lagerstroemia speciosa,
biji dibakar hingga hangus lalu ditumbuk sampai halus, ditambah 1/2 sendok
teh minyak kelapa diaduk sampai rata, dioleskan pada eksim.
Kandungan kimia
Daun Lagerstroemia speciosa mengandung saponin, flavonoida dan.
tanin.
Sabtu, 02 April 2011
pohon indonesia
Ampupu (Eucalyptus urophylla S.T. Blake)
sebaran tumbuh : Tumbuh alami d bagian timur Indonesia yaitu di Nusa
Tenggara Timur, tepatnya di Gunung Mutis Soe. Selain itu
dapat ditemui ula di Pulau Timor Timur. Jenis ini tumbuh
tersebar pada ketinggian 200 – 1500 m dpl dengan curah
hujan 1300 – 2400 mm/tahun. Tumbuh baik pada tanah
berdrainase baik dan bersifat toleran terhadap tanah padat
dan asam. Jenis ini tahan terhadap api.
Tenggara Timur, tepatnya di Gunung Mutis Soe. Selain itu
dapat ditemui ula di Pulau Timor Timur. Jenis ini tumbuh
tersebar pada ketinggian 200 – 1500 m dpl dengan curah
hujan 1300 – 2400 mm/tahun. Tumbuh baik pada tanah
berdrainase baik dan bersifat toleran terhadap tanah padat
dan asam. Jenis ini tahan terhadap api.
musim buah : Proses pembuahan dicirikan dengan mulai keluarnya bunga
yang berbentuk karangan bungan (inflorence), berwarna
putih. Musim bunga berlangsung antara bulan Januari hingga
Maret, sedangkan buah masak dan siap dipanen pada bulan
Juni hingga September. Pembuahan terjadi setiap tahun
secara periodik
yang berbentuk karangan bungan (inflorence), berwarna
putih. Musim bunga berlangsung antara bulan Januari hingga
Maret, sedangkan buah masak dan siap dipanen pada bulan
Juni hingga September. Pembuahan terjadi setiap tahun
secara periodik
pengumpulan benih : Buah berbentuk kapsul, jika sudah masak kapsul akan
merekah. Benih dikatakan telah masak fisiologis jika buah
sudah mulai mengeras, berwarna coklat tua dan tutup buah
mulai terbuka sebagian, tetapi benih belum keluar dari buah.
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena sifat
benihnya yang halus. Pengumpulan benih harus diunduh
dengan cara memanjat pohon induknya, benih yang sudah
masak fisiologis dipetik dan dikumpulkan dalam suatu
kantong, kemudian diberi label yang bertuliskan lokasi dan
tangal pengunduhan. Rata-rata produksi buah setiap pohon
adalah 7,92 – 11,2 kg, jika sudah dalam bentuk benih 214,7 –
358,2 gram setiap pohon. Jumlah benih per kilogram berkisar
antara 285.000 – 458.000
merekah. Benih dikatakan telah masak fisiologis jika buah
sudah mulai mengeras, berwarna coklat tua dan tutup buah
mulai terbuka sebagian, tetapi benih belum keluar dari buah.
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena sifat
benihnya yang halus. Pengumpulan benih harus diunduh
dengan cara memanjat pohon induknya, benih yang sudah
masak fisiologis dipetik dan dikumpulkan dalam suatu
kantong, kemudian diberi label yang bertuliskan lokasi dan
tangal pengunduhan. Rata-rata produksi buah setiap pohon
adalah 7,92 – 11,2 kg, jika sudah dalam bentuk benih 214,7 –
358,2 gram setiap pohon. Jumlah benih per kilogram berkisar
antara 285.000 – 458.000
Langganan:
Postingan (Atom)